Tampilkan postingan dengan label curhat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label curhat. Tampilkan semua postingan

Minggu, 14 April 2013

You and Your Careless

0 komentar

"Kadang ketika aku jatuh, aku berpikir kau akan menolongku, walau nyatanya, tidak. bahkan aku tak yakin kau tahu aku jatuh.

Perlu kah aku memberitahumu?

Kau bahkan tak pernah melirikku.

Rasanya sakit, jika ada yang bertanya padaku, meski dalam kensuyian.

Aku menatap jalan hitam itu.

Lurus dan tak berujung.

Genggam tanganku, jaga aku.

Mungkinkah?

Oh, tidak, ya?

Aku berusaha untuk berjalan terus, menatap ke depan.

Tahukah rasanya begitu sesak saat aku menahan diriku sendiri untuk tak menoleh ke belakang?

Melihatmu, apakah kau ada dibelakangku, mengikutiku dalam diam.

Namun, di satu sisi aku juga sadar, kau tak ada dibelakangku. Sejak dulu hingga sekarang.

Karena memang bukan milikku. Kau miliknya.

Salahkah jika aku berharap?

Salahkah aku jika mendamba?

Bahkan, salahkah jika aku ingin menghapusmu?

Selasa, 02 April 2013

Gini ya?

0 komentar
Men, patah hati itu gak enak banget ya rasanya. Apalagi kalo orang yang lagi kita pikirin itu sama sekali gak mikirin kita, hiks. Rasanya...duarr aja. Haha alay ya? Banget. Hebat ya kamu bikin aku alay. HAHA.



Sebenernya banyak yang mau aku omongin disini, sekarang. Tapi ya gimana lagi, besok sekolah masuk pagi dan....banyak hal yang harus dilakuin.

.............Dan kamu, adalah salah satu hal yang patut dilupakan.

Thanks for this feeling. Falling apart. Broken heart.

LETS GET ONE THING STRAIGHT. YOU GONNA REGRET YOU L.E.F.T ME AND CHOOSE HER.

Rabu, 09 Januari 2013

Batik Dibalik Akulturasi

0 komentar
Hanya sebuah cerpen yang dibuat karena perintah diknas. Awalnya pas Ibu nyuruh buat cepet bikin, aku bilang entar aja soalnya aku biasanya sekali bikin langsung jadi. Dan pas kurang sehari, aku kelabakan. Parah -_-

Tema: Cintah Tanah Air

“Jangan lupa, bulan besok ada lomba pameran karya. Masing-masing kelas wajib mendirikan minimal 2 stand yang akan menjual barang-barang warisan budaya Indonesia. Dan tentu saja barang yang dijual tidak boleh ada yang sama dengan stand kelas lain. Oke sekian, sampai bertemu lagi di jam saya berikutnya.”

Dengan itu, Pak Budi,  guru fisika yang terkenal dengan cara mengajarnya: laki-laki dan perempuan tidak boleh duduk sebangku— segera meninggalkan ruang kelas X-E yang mendadak langsung ramai seperti pasar.

Dan hal yang sedang menjadi topik pembicaraan adalah pameran budaya yang akan diadakan di SMA mereka. Bukannya apa-apa, tapi pameran karya dalam pekan budaya yang di sekolah mereka akan selalu menjadi event paling ‘bergengsi’ terutama bagi kalangan anak muda di wilayah Surabaya dan sekitarnya, apalagi mengingat pameran ini terbuka untuk umum.

Dengan harga tiket masuk yang berkisar Rp 10.000,00— untuk tahun lalu, tentu harga tersebut tidaklah terlalu mahal. Bahkan jika ada kenaikan harga, paling maksimal adalah Rp 15.000,00. Tapi tergantung juga jika di tahun ini ada banyak sponsor yang ikut bergabung.

Diperkirakan pula— terutama oleh siswa-sisiwi SMAN 10, jika pekan budaya tahun ini akan lebih meriah dari tahun lalu.

Seperti saat ini, siswa-siswi di kelas X-E sedang sibuk membicarakan pekan budaya, terkecuali satu orang, sayangnya.

“Naya?”

Gadis yang sedari tadi berpangku tangan itu tersadar dari lamunannya ketika merasakan sebuah tepukan ringan di bahunya. Ia menoleh dan mendapati teman sebangkunya, Adel, menatapnya heran. “Ada apa? Kok kelihatannya kamu nggak semangat?”

Naya menghela napas pelan. “Kelihatan banget ya?”

“Kenapa memangnya?”

“Sebenarnya itu—”

“Nay, kamu nanti jadi desainer utama stand fashion kita ya!” Tiba-tiba terdengar suara Debra, dari bangku belakang.

“Apa?!” jawab Naya cepat. Sungguh, ia tak ingin terlibat dalam acara kali ini, apalagi menjadi desainer utamanya.

“Iya, Nay. Kamu kan suka desain baju gitu, jadi nanti kamu desain batik biar kelihatan lebih trendy atau gimana lah sesuai ide kamu.” Ahmad atau yang biasa dipanggil Mamat— ketua kelas X-E ikut menimpali. Bahkan hampir seluruh anak X-E mengangguk menyetujui.

Naya menggeleng lesu. Ia menumpukkan tangannya di depan dada dan berkata, “Tapi aku enggak mau.”

Adel yang sedari tadi diam mulai angkat bicara, “Nay, dari kita semua, hanya kamu yang paling ngerti soal desain baju. Intinya kamu itu satu-satunya harapan kelas kita supaya bisa jadi juara pertama lomba pameran, Nay.”

Seketika Naya pun terdiam. Begitu banyak hal yang ingin ia utarakan untuk menyanggah perkataan Adel tapi entah kenapa lidahnya terasa kelu. Seolah ada yang menahannya untuk itu.

“Jadi?” Kali ini suara Mamat terdengar lagi, ia mencoba memastikan.

Dan Naya hanya bisa mengangguk tak rela.

...

Ada banyak hal yang Naya suka di dunia ini. Salah satunya adalah dunia desain. Ia begitu jatuh cinta dengan dunia itu semenjak dikenalkan oleh tantenya yang juga seorang desainer ternama pada saat umurnya baru 9 tahun. Baginya, mendesain baju bukan hanya sekedar merancang bentuk dan model, membuat atau memberikan aksesoris tambahan. Ini tentang seni.

Tentang bagaimana sebuah baju bisa mempunyai nilai seni yang khas. Dan bagaimana pula baju bisa membuat pemakainya merasa nyaman, bukan hanya tentang harga, bentuk dan model. Sekilas memang terasa rumit, tapi itulah pengaplikasian kata ‘desain’ bagi seorang Kanaya Akbar.

Sayangnya, untuk kali ini, Naya merasa sangat berat hati untuk mendesain baju yang nanti akan dipamerkan.

Ia tidak terlalu suka dengan baju-baju yang berbau tradisional. Entah kenapa ia merasa jika sesuatu yang berbau tradisional adalah hal yang tabu untuk diubah karena merupakan warisan nenek moyang. Tidak, ia bukan tipe orang yang punya pemikiran akan terjadi hal-hal buruk (yang berbau spritual) dari nenek moyang (di alam lain) jika ia merubah karya mereka.


Oh, benarkah?

Tidak. Alasan sebenarnya adalah karena Naya telah terbiasa menggunakan produk impor. Ia lebih suka melihat katalog baju-baju keluaran brand-brand ternama luar negeri seperti Channel, Guess, Abbey Dawn, Bershka atau Abercrombie. Baginya baju-baju produk impor bisa dipastikan kuaitasnya dibanding baju-baju produk dalam negeri yang ia nilai terlalu meniru atau istilah jaman sekarang adalah ‘kw’ (kualitas) super (yang bisa diartikan kebalikan dari kata ‘kualitas super’ itu sendiri, yaitu kualitas yang rendah). Hal itulah yang membuat Naya lebih cenderung memilih baju-baju impor dan branded.

Dan sekarang ia dibebani tugas mendesain baju yang mempunyai unsur budaya Indonesia. Sungguh, ia tak tahu harus bagaimana cara menyikapi ini.

Ia sudah mencoba meminta saran ke beberapa teman yang mempunyai hobi sama dengannya, tapi tetap saja hasilnya nihil. Terang saja, kebanyakan temannya juga tidak terlalu dengan baju-baju dalam negeri apalagi yang berbau tradisional.
Jika ia memutuskan untuk mundur menjadi desainer utama bagi kelasnya, rasanya sudah terlambat. Lagipula, jujur saja ia tak ingin mengecewakan teman-temannya yang sudah menaruh harapan besar padanya. Tapi apa yang harus ia lakukan?

Ah ya, bagaimana ia bisa lupa dengan tantenya sendiri?

...

Naya mengetuk pintu rumah tante Tika yang hanya berbeda beberapa blok dari rumahnya.

“Permisi? Tante ini Naya!”

Nihil. Tak ada jawaban apapun.

Rumah mungil itu terlihat indah dengan taman kecil di halaman depannya. Bahkan ada kolam ikan kecil lengkap dengan air terjun imitasi di sisi kanan taman.

Tantenya juga sangat suka menjaga kebersihan. Jadi meskipun tantenya harus berpergian untuk urusan pekerjaan dan meninggalkan rumahnya sampai beberapa bulan sekalipun, rumahnya akan tetap bersih karena dia memang menyewa petugas kebersihan sendiri.

Naya pribadi sangat mengagumi tantenya yang berumur 28 tahun itu. Terlepas dari kenyataan bahwa tantenya adalah seorang desainer ternama, ia juga mengagumi tantenya sebagai pribadi yang pantang menyerah, pekerja keras dan penuh akan ide. Bisa dibilang, tante Tika adalah idola wanita keduanya setelah sang ibu.

“Naya?”

Tersadar dari lamunannya, Naya segera menoleh ke asal suara. Ternyata sang tante malah ada di depan pagar rumahnya dan masih berada di atas sepeda motornya dengan helm yang masih terpasang.

Pantas saja dari tadi tidak ada yang menjawab salamku. Tante sendiri saja baru pulang, batinnya.

“Err, aku mau minta saran nih, tante.” Naya meringis kecil.

“Ada apa memangnya?”

“Ada masalah yang rumit banget, tante. Bantu aku ya.”

Sang tante mengelus dagunya sejenak, berpikir. “Oke, tapi masuk dulu yuk. Gak enak ngobrol di luar begini.” balas tante Tika sebelum melepas helmnya dan memulai memakirkan motornya ke garasi.

...

“Jadi, masalah seperti itu yang kamu bilang rumit?!” tanya Tante Tika. Nada tak percaya terdengar jelas dari ucapannya.

Sedang Naya hanya bisa mengangguk lesu mendengar pertanyaan tantenya yang malah terkesan meremehkan masalahnya.

Itulah reaksi sang tante saat Naya baru saja selesai menceritakan masalah yang dianggapnya rumit tersebut. Mulanya Naya kira tantenya akan merasa kasihan dan segera memberinya saran agar bisa mengatasi masalah itu. Namun, sepertinya tidak begitu.

“HAHAHA!”

Tak lama kemudian, tawa tante Tika membahana ke seluruh ruangan.

Naya segera memicingkan matanya kesal begitu mendengar tawa nyaring dari tantenya. 
“Tante, ini gak lucu tau!”

Sementara sang tante mencoba menghentikan tawanya. Dia memegangi perutnya yang terasa sedikit kaku karena tawanya sendiri. Karma, eh?

“Baiklah, maafkan tante ya.” Tante Tika meringis kecil sambil masih memegangi perutnya. “Tapi beneran, itu bukan masalah yang besar, Nay.”

Mendengar itu mata Naya langsung berbinar penuh keantusiasan. “Jadi tante bisa bantu aku kan?”

“Tentu.”

...

“Dan juara pertama untuk lomba pameran karya tahun ini adalah......kelas X-E!!!”
Sontak sorakan bahagia terdengar dari arah kanan aula dimana 3 stand milik kelas X-E berdiri. Mereka saling bersuka cita dan bahagia. Sorakan makin keras ketika Mamat sebagai ketua kelas X-E maju ke atas panggung untuk menerima hadiah berupa piala dan uang.

Terlihat sekali siswa-siswi X-E sangat bangga dengan kemenangan ini. Bahkan tak jarang tadi mereka saling berpelukan satu sama lain untuk meluapkan kegembiraan.
Seolah tak cukup dengan itu, mereka kembali dikagetkan oleh pengumuman yang dibacakan oleh kepala sekolah. “Kami umumkan pula jika baju-baju dari stand kelas X-E yang diberi nama ‘Batik and Metropolis’ akan dipamerkan dalam acara ‘Youth Life International 2012’ hasil kerja sama SMAN 10 Surabaya dengan London Youth Voice!”

Suara tepuk tangan pun tak luput terdengar. Baik dari siswa-siswi SMAN 10 maupun masyarakat yang menguncungi pameran karya itu.

“NAYA!”

Naya yang sedari tadi berdiri menjaga stand tiba-tiba mendapat banyak pelukan dari teman-temannya. Banyak dari mereka yang mengucapkan selamat karena berkat baju hasil desainnya lah kelas X-E bisa keluar sebagai pemenang pertama.
Sebenarnya Naya tidak melakukan hal-hal luar biasa pada desain bajunya.

Ia hanya ‘mencampur’ motif dan warna saja. Misalnya seperti karyanya ‘Batik and Metropolis’, ia memakai motif Mega Mendung dari batik khas daerah Cirebon dengan gradasi warna-warna pastel. Agak aneh kedengarannya memang, karena biasanya Mega Mendung identik dengan merah dan biru. Tidak hanya itu, ia juga menambahkan doodle untuk mengisi ruang-ruang kosong di daerah bagian bawah baju. Sedangkan model yang ia ambil adalah sebuah dress selutut dan setengah lengan.

Ia mulai menyadari, jika banyak sekali dari Indonesia yang bisa digali. Baik itu hanya model, motif, warna maupun inspirasi. Bahkan jika potensi karya dan kreativitas serta inovasi anak bangsa makin digali, bukan tidak mungkin suatu saat nantinya akan mucul brand-brand ternama baru yang mengusung tema Indonesian Metro Culture.

Naya sendiri juga bertekad, jika mulai saat ini ia akan terus membuat desain-desain baju dengan Indonesian Metro Culture supaya anak-anak muda Indonesia bahkan mancanegara tertarik dan ingin memilikinya. Ia juga akan mengajak teman-temannya untuk ikut dalam proyeknya ini.

Jika bukan kita sebagai anak bangsa yang akan melestarikan budaya ini, lalu siapa lagi?

...

Flashback

“Lalu caranya?”

“Akulturasi.”

“Apa?” Naya mengerutkan keningnya dan menatap sang tante tak percaya.

“Kamu nggak tahu akulturasi itu apa? Oke, tante jelaskan ya. Jadi—“

Naya menggeleng cepat. “Aku tahu, tante. Tapi maksudku, apa hubungannya?”

“Akulturasi adalah percampuran dua budaya yang berbeda yang menghasilkan sebuah budaya baru, kan? Nah disini kamu tinggal mencampurkan budaya-budaya itu menjadi sebuah terobosan baru.”

Sang keponakan segera memutar bola matanya. Ia jelas-jelas tahu tentang itu. “Dan sekarang pertanyaannya adalah budaya apa yang akan dicampurkan?”

“Budaya yang kamu sukai, Nay. Kamu suka Retro kan? Kenapa gak coba dulu dengan Retro dengan Parang?”

Naya menatap tantenya seolah-olah dia baru saja mengemukakan jika alien akan menginvasi bumi dalam waktu hitungan detik. “Gak cocok, tante!”

Tante Tika hanya mengedipkan satu matanya, “Belum dicoba kan?”

Naya terdiam. Ya, ia belum mencobanya jadi tidak seharusnya berkata jika itu tidak mungkin atau akan terasa aneh. Lagipula, sepertinya tidak buruk juga kedengarannya.

Ia pun tersenyum sangat lebar sampai matanya hanya menyisakan garis lurus saja. “Terima kasih.” ucapnya tulus.


....
Fin.

Kamis, 03 Januari 2013

เนื้อเพลง - เพลงประกอบซีรีย์เกาหลีเจ้าหญิงวุ่นวายกับเจ้าชายเย็นชา

0 komentar

Akhir-akhir ini lagi suka nonton K-Drama. Gak tau juga kenapa. Mungkin karena jalan ceritanya gak monoton dengan episode 'pendek', para pemain yang terkadang nyegerin sama OST yang bejibun. Iya, bejibun. Gak cuman 1, 2, 3~ bahkan ada juga yang di nyanyiin pake bahasa lain kayak di Princess Hours. Salah satu OST-nya, Perhaps Love yang dinyanyiin Howl sama J, dinyanyiin ulang sama Ice-Rose tapi pake bahasa Tagalog, Thailand.

Dan berhubung aku itu orangnya suka mempelajari bahasa baru, aku nyoba nyari liriknya di gugel, yang ada romaji pastinya biar bisa dinyanyiin. Hasilnya? JREEEEEEENG!!! Gak ada!!!!!!!!!!!
Ada pun itu cuman tagalog-nya doang. Gimana bisa baca coba?! Щ(ºДºщ) 


Goongle Translate? Oh, udah lama gak bersahabat dengan itu. Lagian yang aku butuhin bukan artinya tapi tulisan mentah dalam alfabet (‾‾)/

Lalu setelah beberapa hari berkutat........akhirnya nemu juga (˘̩̩̩~˘̩̩̩ƪ)  and here is it......


Ice and Rose - Perhaps Love (OST. Princess Hours Thai Vers.)
+ Romanized 


จะเมื่อไรก็ไม่รู้ ที่มีใจดูแปลกไป
ja meua-rai gor mai roo tee mee jai doo bplaek bpai

จากอะไรไม่มากมาย แต่คล้ายๆคิดถึงเธอ อยู่ได้
jaak a-rai mai maak maai dtae klaai-klaai kit teung ter yoo daai

ก็มีบางที ที่ตัวเองยังแปลกใจ
gor mee baang tee tee dtua eng yang bplaek jai

เมื่อจิตใจมันหวั่นไหว เกือบคล้ายๆ ฉันรักเธอ ทุกความรู้สึก
meua jit jai man wan wai geuap klaai-klaai chan rak ter took kwaam roo-seuk

ก็มีอะไรลึกซึ้งให้เก็บไว้
gor mee a-rai leuk seung hai gep wai

เรื่องเล็กๆ ที่มันมีความหมาย
reuang lek-lek tee man mee kwaam maai

เกือบคล้ายๆคำว่ารัก
geuap klaai-klaai kam waa rak

ไม่เคย รู้ใจตัวเองว่ารักเธอ
mai koie roo jai dtua eng waa rak ter

*
มันคือความอ่อนไหว
* man keu kwaam on wai

กลายเป็นคำว่ารักเข้ามาทักทายในจิตใจ
glaai bpen kam waa rak kao maa tak taai nai jit jai

นี่ใช่ไหมอะไรที่ใครเรียกกันว่ารัก
nee chai mai a-rai tee krai riak gan waa rak

เธอคือใครคนนั้นเพียงแค่นี้ที่ใจต้องการ
ter keu krai kon nan piang kae nee tee jai dtong gaan

เธอรู้สึกอย่างฉันหรือเปล่า...
ter roo-seuk yaang chan reu bplao ...

นี่คือรักจริงๆใช่ไหม ไม่ใช่ฉันคิดไปอย่างนั้นคนเดียว *
nee keu rak jing-jing chai mai mai chai chan kit bpai yaang nan kon dieow *

อยากระบายให้เธอรู้ แต่เธอคงไม่เข้าใจ
yaak ra-baai hai ter roo dtae ter kong mai kao jai

เมื่อถ้าเธอมาเป็นฉัน ได้แบ่งปันเรื่องมากมาย ทุกความรู้สึก
meua taa ter maa bpen chan daai baeng bpan reuang maak maai took kwaam roo-seuk

ไม่มีอะไรที่ฉันไม่เข้าใจ
mai mee a-rai tee chan mai kao jai

ก็เมื่อใจของเราในวันนี้ ต่างเป็นของกันและกัน(มีกันและกัน)
gor meua jai kong rao nai wan nee dtaang bpen kong gan lae gan (mee gan lae gan)

เมื่อมันรู้ใจตัวเองว่ารักเธอ
meua man roo jai dtua eng waa rak ter

(ซ้ำ *)

เสียงที่ดังจากใจ(เสียงข้างในหัวใจ) ฉันไม่เคยจะใส่ใจ
siang tee dang jaak jai ( siang kaang nai hua jai ) chan mai-koie-ja sai jai

ฉันเพิ่งจะได้รู้ ว่ารักเธอเสมอมา
chan perng ja daai roo waa rak ter sa-mer maa

ได้ยินเสียงหัวใจที่พูดว่า
dai-yin siang hua jai tee poot waa

รักมากมาย ให้เพียงเธอ
rak maak maai hai piang ter

มันคือความอ่อนไหว กลายเป็นคำว่ารักเข้ามาทักทายในจิตใจ
man keu kwaam on wai glaai bpen kam waa rak kao maa tak taai nai jit jai

นี่ใช่ไหมอะไรที่ใครเรียกกันว่ารัก
nee chai mai a-rai tee krai riak gan waa rak

เธอคือใครคนนั้นเพียงแค่นี้ที่ใจต้องการ
ter keu krai kon nan piang kae nee tee jai dtong gaan

เธอรู้สึกอย่างฉันหรือเปล่า...
ter roo-seuk yaang chan reu bplao ...

ที่เราพบและเจอวันนี้ (สองเรามีวันนี้)
tee rao pop lae jer wan nee (song rao mee wan nee)

นี่คือรักแท้ๆของเรา (พบรักแท้ของเรา) จริงๆ
nee keu rak tae kong rao (pop rak tae kong rao) jing-jing 


P . S: Mungkin ada beberapa yang mau artinya? Aku pikir kalian bisa gugling yang versi koreanya dari Howl & J - Perhaps Love tapi yang sudah ada terjemahannnya, biasanya terjemahan ke Bahasa Inggris. Kalau ada yang mau terjemahan ke Bahasa Indonesia, aku mungkin bisa bantu. Hubungi aja fbku hehe